Oleh Subekti Masri
Abstrak : The
Prophet Muhammad is the last prophet who delivered Islmic religion in
the word for happiness of human. Until first time to absent in the word,
he has mark the Prophet. Allah SWT. has given him a Responsibility to
tell the Religions Proselytizing in his each step. The prophet Muhammad
has followed a method that has been formulated well in performing
religions proselytizing without three methods . The Methods are without
secret, semisecret, and open.
Kata kunci : Formulasi, dakwah
Pendahuluan
Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang di utus oleh
Allah SWT. untuk menyampaikan risalah-Nya. Rasulullah saw. berasal dari
nasab yang mulia dari keturunan Nabi Ismail sesuai dengan firman Allah
SWT. dalam surah al_Ahzab ayat : 40
Terjemahnya: Sesungguhnya Allah Memilih Kinanah dari anak Ismai as. dan memilih Quraisy dari Kinanah, dan memilih Quraisy bani Hasyim, dan memilihku dari bani Hasyim (Al-Quran surah al-Ahzab: 40).
Ini
menunjukkan bahwa Rasulluh memang telah dipersiapkan oleh Allah SWT.
untuk mengemban risalah agama yang agung untuk disampaikan kepada
seluruh umat manusia, menjadi penebar agama rahmat bagi
seluruh alam, memberika kabar gembira bagi umat yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT., dan memberi kabar buruk bagi umat yang
melanggar semua perintah-Nya.
Kiprah
nabi Muhammad saw. sebagai rasul sekaligus pemimpin agama baru akan
berkembang ketika ia menerima wahyu di Gua Hira (Munawir khalil, 1993:
124). Pada saat ia prihatin terhadap masalah-masalah yang di hadapinya
di Mekkah, sehingga beliau mencari keheningan dan memisahkan diri untuk
melakukan kontemplasi di Gua Hira yang letaknya beberapa kilometer dari
Mekkah. Di Gua Hira inilah kemudia rasulullah pertama kalinya
mendapatkan wahyu yang di sampaikan oleh malaikat Jibril yang terdapat
dalam surah Al-Alaq ayat 1-4 .
Terjemahnya:”Bacalah
dengan nama Tuhanmu yang menjadikan manusia dari segumpal darah.
Bacalah dan Tuhanmulah teramat mulia, yang mengajarkan manusia dengan
perantaraan kalam (tulis baca), dia mengajarkan kepada manusia apa-apa
yang tidak diketahuinya”.
Sejak
turunnya wahyu yang pertama tersebut maka Rasulullah telah dipilih oleh
Allah untuk diperintahkan menyerukan agama Islam. Maka Rasulullah
menyusun formulasi dakwah yang dilakukannya di kota Mekkah.
Formulasi Dakwah Rasulullah
Dakwah
yang dilakukan oleh Rasulullah pada waktu itu ada tiga metode, yakni
dengan cara sembunyi-sembunyi, semi rahasia dan terang-terangan.Dakwah
rasulullah secara sembunyi-sembunyi mampu mengislamkan istrinya yaitu,
Khadijah, dan juga sahabatnya yaitu Zaid bin Haritsahra. Abu Bakar dan
sepupunya Ali bin Abi Thalib (Sabilitaqwa Amanah, 1993: 34). Sedangkan
dakwah yang dilakukan secara terang-terangan nanti pada tahun keempat
kerasulannya, setelah mendapat perintah dari Allah SWT. sesuai dengan
surah al-Hijr: 94.
Terjemahnya:
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”.
(Departemen Agama RI, .399)
Menurut
Said Hawwa dalam bukunya al_rasul Muhammad saw. bahwa formulasi lain
yang digunakan oleh Rasulullah ketika melakukan dakwah di Mekkah adalah
sebagai berikut :
1. Mengumpulkan Orang-orang;
2. Mendatangi tempat-tempat pertemuan,
3. Pergi untuk bertabligh;
4. Menugaskan setiap muslim untuk bertabligh;
5. Membebankan tugas mengajar;
6. Mengirim utusan kepada raja dan amir (Said Hawwa, 1995: 65).
Jika
melihat dan menelaah apa yang dilakukan oleh Rasulullah dalam dakwahnya
maka hal yang pertama kali dilakukannya adalah mengislamkan orang-orang
terdekatnya termasuk isterinya yaitu khadijah, Ali bin Abi Thalib dan
para sahabatnya, Ini menunjukkan bahwa begitu pentingnya dukungan orang
yang terdekat dalam melakukan aktifitas dakwah.
Kondisi Masyarakat di Kota Mekkah
a. Kondisi Keagamaan
Pada
abad-abad menjelang kehadiran Islam, masyarakat Arab dikuasai oleh
pemikiran syirik memandang berhala sebagai perantara untuk menghubungkan
dengan Tuhan mereka. Mereka mempercayai keberadana Allah sebagai Tuhan
yang Mahabesar, Pencipta alam semesta, pengatur segala kehidupan di
langit dan bumi. Mereka yakin bahwa segala sesuatu berada dalam
kekuasaan-Nya. Tetapi pikiran yang ada dalam benak mereka sangat sukar
memahami ajaran tauhid yang diberikan oleh para Nabi terdahulu. Pada
waktu itu mereka menyembah berhala dengan cara membuat rumah-rumahan
untuk di jadikan ’istana’bagi tuhan-tuhan berhala dan patung-patung
pujaan. (H.M. Al-Hamid Al-Ahsaini, 2000: 76-78).
Jika
dilihat dari perilaku orang-orang Arab pada saat itu menujukkan bahwa
begitu gigihnya mempertahankan keyakinan mereka yang berasal dari nenek
moyang mereka yang dilakukannya secara turun temurun.
b. Kondisi sosial budaya
Di
kalangan masyarakat Arab jahiliyah juga terdapat lapisan-lapisan
masyarakat, dimana ada beberapa kabilah atau suku yang merasa memilki
martabat yang lebih tinggi dengan lapisan-lapisan yang lainnya.
Fanatisme terhadap kesukuan dan kekabilahan berakar begitu kuat di
tengah-tengah masyarakat Arab.
Selain
masalah kesukuan yang sangat kental dengan kondisi masyarakat pada saat
itu dalam bukunya Ibnu Katsir mejelaskan bahwa kondisi masyarakat
sangat bobrok, dimana hubungan antara laki-laki dan
perempuan sudah sangat rusak, perlakukuan terhadap budak semena-mena ,
budaya miras yang mengakar , mengubur anak perempuannya hidup-hidup
karena tidak suka melihat anak perempuan (Ibnu Katsir, 1993: 46).
Demikianlah kondisi masyarakat Arab pada saat itu, yang penuh dengan kebobrokan.
c. Kondisi Ekonomi
Kondisi
ekonomi masyarakat Arab pada saat itu, mayoritas mengembala unta dan
kambing. Kehidupan mereka berpindah-pindah dari satu gurun ke gurun yang
lainnya.Perdagangan adalah pendapatan primadona masyarakat Mekkah dan
Quraisy pada saat itu.
Metode Dakwah Rasulullah saw.
Dakwah
yang dilakukan oleh Rasulullah saw. di kota Mekkah pada masa
Kenabiannya dapat di bagi dalam 3 tahapan yaitu secara sembunyi-sembunyi
dengan melakukan pembinaan dan pengkaderan, semi rahasia dan secara
terang terangan atau Zhair dan melakukan upaya pembentukan sistem masyarakat. Untuk lebih jelasnya maka akan dijelaskan bagaimana ketiga tahapan tersebut.
a. Tahap pertama dengan melakukan dengan rahsia.
Dakwah
Rasulullah pada tahap ini dilaksanakan secara sirriyah (rahasia) dalam
waktu tiga tahun . Waktu itu dakwah belum dilakukan secara terbuka di
depan umum, melainkan melalui individu-individu , dari rumah ke rumah.
Mereka yang menerima dakwah Islam dikumpulkan di rumah Arkom , sehingga
rumah itu dikenal sebagai Darul Arqam. Disanalah mereka di bina dan dikader dengan sungguh-sungguh dan secara terus menerus.
Pada
tahapan dakwah ini, orang-orang terdekat dengan Rasulullah SAW. dan
orang-orang yang dianggap mampu memegang rahasia yang diajak oleh
Rasulullah untuk mempelajari Islam. Orang yang pertama kali masuk Islam
adalah khadijah , istrinya , selanjutnya Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi
Thalib dan teman dekat Rasulullah SAW, yaitu Abu Bakar as-Shiddiq (Munawir khalil, 1993: 124).
b. Tahapan kedua yaitu seruan Nabi Muhammad saw. Masih semi rahasia
Pada
tahapan ini, Nabi Muhammad saw. mengajak kepada kaum keluarganya yang
bergabung dalam rumpun Bani muthalib untuk masuk Islam. Tahapan ini
dijalankan berdasarkan petunjuk wahyu yang menegaskan supaya dakwah dilakukan lebih luas
c. Tahap ketiga secara terang-terangan.
Pada
tahapan ini bentuk dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. adalah
dengan cara terang-terangan atau terbuka kepada seluruh masyarakat
Jazirah Arab. Tahapan ini penuh dengan rintangan dan perjuangan setelah
mendapatkan perintah dari Allah SWT. Sebagaiamana terdapat dalam surah
al_hijr: 94.
Dakwah
pada masa ini, mendapat reaksi yang sangat keras dari kalangan kaum
musyrikin . Siksaan dan penganiayaan datang bertubi-tubi. Istri Bilal
bin Rabbah disiksa hingga meninggal, sedangkan Bilal sendiri di paksa
berbaring di siang hari bolong di tengah teriknya matahari
(Al-Ummah, h.59) Puncak dari kekejaman itu sangat dirasakan oleh
Rasulullah saw. takkala dua pilar utama penopangnya yakni Abu Thalib
pamannya dan Khadijah istrinya meninggal dunia. Peristiwa ini terjadi di
tahun ke sepuluh kenabiannya. Kondisi ini menyebabkan Nabi Muhammad saw. semakin diejek dan disoraki dan dilempari batu bahkan sampai terluka di bagian kepala dan badannya (Montgomery Watt, 1982: 83).
Menurut Ahmad Syalabi, ada lima faktor yang mendorong orang Quraisy menentang seruan Islam yaitu :
1.
Rivalitas tradisonal ala Arab Mekkah tidak dapat membedakan antara
kenabian dna kekuasaan. Tentang seruan Nabi Muhammad saw. kepada Islam,
itu ditanggapi secara politis dalam arti bahwa menerima seruan nabi
Muhammad saw berarti tunduk di bawah kekuasaan Abdul Muthalib.
2.
Persamaan hak Nabi Muhammad saw. menyerukan persamaan hak antara hamba
sahaya. Hal ini tidak disetujui oleh kelas bangsawan Quraisy. Konsep
Islam tentang persamaan hak dibuktikan kebenarannyaoleh kaum muslimin
dengan menebus mereka yang masuk Islam seperti: Zaid bin Haritsah, Bilal
dan sebagainya.
3.
Kekhawatiran-kekhawatiran untuk di bangkitkan. Para pemimpin Quraisy
tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan
di akhirat. Mereka beranggapan bahwa ajaran ini sangat kejam.
4.
Tradisi nenek moyang. Tradisi yang mereka pegang teguh dianggap sesuatu
yang mutlak dan membawa keuntungan sehingga mereka sulit
meninggalkannya. Oleh sebab itu Islam diserukan oleh Nabi Muhammad saw.
dianggap sesuatu yang baru dan tidak dapat menggantikan yang sudah lama.
5.
Masalah ekonomi. Kedatangan Islam yang melarang pemujaan kepada patung
dan semacamnya oleh orang-orang Arab sebagai suatu tindakan politik
ekonomi yang akan usaha mereka (Ahmad Syalabi, 1983: 87-90).
Penutup
Kondisi
masyarakat Mekkah dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya kondisi
keagaman, sosail budaya dan ekonomi. Dakwah yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad saw. Di mekkah dibagi dalam tiga tahapan yaitu tahapan pertama
yang dilakukan secara rahasia, tahapan kedua semi rahasia yang terhusus
kepada keluarga, dan tahapan ketiga yaitu dengan demonstrative dan terbuka menyeru kepada yang umum.
Daftar Rujukan
Al Qur’nul Karim.
Al-Ummah. Materi Dasar Islam
Said Hawwa. Al-Rasul Muhammad saw., Solo: Pustaka Mantik,1995.
Ahmad Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Cet.,I; Jakarta: Pustaka al-Husna, 1983.
H.M. Al-Hamid Al-Ahsaini. Membangun Peradaban Sejarah Muhammad saw. Sejak sebelum di Utus menjadi Nabi, Cet. I, Jakarta: Pustaka Hidayah, 2000.
Ibnu Katsir. Tafsir Al_Quran al Ad-Adzim, Jakarta: Maktabah al Ulum wal hikam, 1413/1993.
Montgomery Watt. Muhammad, Nabi dan Negarawan, Cet. I; Jakarta: Kuning Mas, 1982.
Munawir khalil. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad saw. Cet. I ., Jakarta: Bulan Bintang, 1993.
Label:
FORMULASI DAKWAH,
VOLUME IV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar